Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi. Adanya pemerataan pengetahuan diantara pegawai dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan dari visi misi yang diembannya. Pengelolaan pengetahuan yang buruk dapat menghambat pemerataan pengetahuan. Hal tersebut dialami oleh departemen ABC PT. XYZ. Salah satu penyebab permasalahan ini adalah tidak adanya sistem yang digunakan untuk membantu pengelolaan pengetahuan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dirancang sebuah model knowledge management system yang sesuai dengan kebutuhan pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model knowledge management system. Penelitian menggunakan metodologi faktor kontingensi Fernandez dan OCAI. Faktor kontingensi digunakan untuk mendapatkan prioritas proses KM yang akan dikembangkan. OCAI digunakan untuk menganalisa budaya organisasi. Berdasarkan hasil penelitian, departemen ABC cenderung memiliki budaya clan yang dapat mendukung penerapan proses manajemen pengetahuan. Dengan demikian strategi implementasi KM yang mendukung budaya ini adalah personalization. Proses-proses KM yang diprioritaskan pada penelitian ini yaitu socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing, direction, combination, dan routines. Dengan demikian teknologi-teknologi yang perlu dikembangkan adalah Chatting, discussion forums, document management system, video conference, dan e-learning.