Call Number | KA-1569 (Softcopy KA-1554) MAK KA-1206 |
Collection Type | Karya Akhir (KA) |
Title | Pengukuran tingkat kematangan dan rekomendasi perbaikan implementasi scrum menggunakan scrum maturity model: studi kasus Agreeculture.id |
Author | Khairunnisa Firsty Arisya; |
Publisher | Jakarta : Program Studi Magister Teknologi Informasi Fasilkom UI, 2022 |
Subject | Scrum maturity model |
Location | FASILKOM-UI-MTI; |
Nomor Panggil | ID Koleksi | Status |
---|---|---|
KA-1569 (Softcopy KA-1554) MAK KA-1206 | Ind | TERSEDIA |
Salah satu perusahaan teknologi di bidang pertanian yaitu Agreeculture.id (Agree), menerapkan Scrum sebagai kerangka kerja pengembangan perangkat lunaknya. Namun, pada realitanya, Agree masih memiliki kendala pada implementasinya. Kendala tersebut terkait poin target yang masih tidak tercapai di beberapa Sprint. Hal ini terjadi karena implementasi Scrum di Agree belum dilaksanakan dengan baik, sehingga mengalami keterlambatan rilis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kematangan implementasi Scrum pada proses pengembangan perangkat lunak di Agree. Penelitian ini menggunakan mixed-methods (metode kombinasi) dengan menggabungkan data yang didapatkan secara kualitatif dan kuantitatif. Peneliti menyebarkan kuesioner Scrum Maturity Model yang telah mengikuti standar Scrum Guide 2017 secara daring kepada 46 orang Scrum Team Agree. Peneliti juga melakukan wawancara dengan 2 Scrum Master dan 1 Product Owner Agree serta observasi sebagai data pendukung untuk memperkuat hasil kuesioner. Selanjutnya, data kuesioner diolah menggunakan metode olah data Key Process Area (KPA) Rating yang diadopsi dari Agile Maturity Model. Hasil dari pengukuran ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan Agree berada pada Level 2 (Managed) dari 5 level kematangan. Setelah didapatkan hasil akhir pengukuran SMM, peneliti memetakan praktik-praktik yang menjadi sasaran perbaikan sesuai dengan target yang ingin dicapai Agree yaitu Level 3 (Defined) dan mengoptimalkan praktik-praktik wajib Scrum Maturity Model pada Level 2 dan Level 3 agar menjadi Fully Achieved. Dari pemetaan tersebut, dihasilkan 2 rekomendasi perbaikan pada Level 2 (Managed) dan 6 rekomendasi perbaikan pada Level 3 (Defined) disertai dengan prioritas pelaksanaan yang diperoleh dari wawancara Scrum expert. Hasil akhir penelitian ini adalah dokumen rekomendasi perbaikan dan prioritas yang telah divalidasi oleh Agree. Dokumen tersebut dapat dijadikan acuan untuk strategi perbaikan dalam meningkatkan implementasi Scrum di Agree guna memberikan nilai bisnis yang lebih optimal di tengah persaingan perangkat lunak.