Kemajuan financial technology (fintech) menghadirkan paylater sebagai layanan shortterm finance yang memungkinkan konsumen bertransaksi dengan pembayaran tanpa bunga dalam jangka waktu tertentu. Namun, paylater berpotensi memicu perilaku impulsive buying yang menimbulkan masalah finansial. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan paylater dengan fokus pada impulse buying intention. Menggunakan kerangka teoritis yang mengintegrasikan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), risk-benefit framework, impulse buying intention, dan attitude, penelitian melibatkan 332 responden survei dan 10 narasumber wawancara melalui pendekatan Explanatory Sequential Mixed-Methods. Analisis dilakukan menggunakan PLS-SEM dan content analysis. Hasil menunjukkan social influence signifikan meningkatkan intensi penggunaan paylater. Performance expectancy dan perceived benefit memengaruhi impulse buying intention, sedangkan effort expectancy tidak signifikan. Perceived benefit dan perceived risk membentuk attitude, yang selanjutnya memengaruhi intensi penggunaan paylater. Hubungan impulse buying intention dengan intensi penggunaan paylater tidak signifikan. Temuan memberikan wawasan bagi penyedia layanan dan regulator untuk mengoptimalkan fitur, memahami perilaku konsumen, dan mengembangkan industri fintech yang berkelanjutan.