Abstrak
PricewaterhouseCoopers Indonesia yang bergerak di bidang akuntansi, audit, dan konsultasi pajak
merupakan anggota dari firma PricewaterhouseCoopers International, salah satu dari empat the big four
accounting firms di dunia, harus dapat terus menjalankan proses bisnisnya dalam segala kondisi. Oleh
sebab itu, diperlukan sebuah Disaster Recovery Plan (DRP) yang merupakan bagian dari Business
Continuity Plan (BCP), yaitu Standard Operating Procedures (SOP) untuk menjamin kelangsungan
proses bisnis walaupun terjadi kondisi darurat dimana infrastruktur Teknologi Informasi (TI) tidak
dapat diakses ataupun tidak dapat beroperasi sebagaimana seharusnya.
DRP meliputi strategi-strategi dan langkah-langkah mem-backup sistem, aplikasi dan data, pemilihan
Disaster Recovery Site (DR Site) sebagai tempat beroperasinya server pada saat terjadi kondisi darurat,
pemilihan remote office sebagai kantor sementara, hingga daftar kontak vendor-vendor perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) serta orang-orang yang memegang peranan penting dalam
pemulihan (restore) kondisi perusahaan.
Pada kerja praktek ini, penulis melakukan analisa terhadap DRP yang sedang diterapkan oleh
PricewaterhouseCoopers Indonesia dan melakukan perbandingan terhadap DRP yang terdapat dalam
2002 CISA REVIEW MANUAL, sebuah bahan acuan persiapan sertifikasi Information System Auditor
sebagai bahan pertimbangan bagi pihak PricewaterhouseCoopers Indonesia tentang kondisi DRP yang
sedang mereka implementasikan.
Analisa yang dilakukan terhadap DRP pada PricewaterhouseCoopers meliputi antara lain definisi
bencana yang akan diantisipasi, pemilihan DR Site serta remote office, konfigurasi server dan jaringan
yang digunakan pada PricewaterhouseCoopers dan DR Site, memberikan hasil bahwa penerapan DRP
pada PricewaterhouseCoopers sudah dapat memenuhi kebutuhan utamanya, walaupun pada prakteknya
testing terhadap DRP belum pernah dilakukan.
|
|