ABSTRAK Sampai saat ini, terdapat beberapa metodologi dalam menentukan tingkat kelayakan suatu proyek TI. Metodologi-metodologi yang ada pada umumnya berupaya untuk membahas permasalahan perhitungan tingkat kelayakan dari suatu investasi TI beserta aspek manfaat yang dapat diperoleh dari investasi tersebut. Namun demikian, dalam perkembangannya terdapat beberapa segi yang belum tersentuh dengan baik, diantaranya adalah segi pengklasifikasian dan pengkuantifikasian aspek Benefit (manfaat). Penelitian ini menunjukkan bahwa proses analisa manfaat dengan pendekatan kualitatif cenderung lebih mampu mengklasifikasikan dan mengkuantifikasikan manfaat yang diperoleh dari suatu proyek TI secara lebih baik. Berlandaskan pada filosofi Interpretive Research dan metodologi pengkajian Hermeneutics, serta ditunjang dengan perangkat lunak NUDIST (Non-Numerical Unstructured Data Indexing Searching and Theorizing); proses analisa manfaat dilakukan terhadap 12 (dua belas) data studi kelayakan proyek TI yang diterapkan pada 5 (lima) sektor industri yang berbeda. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa manfaat-manfaat Tangible jauh lebih banyak dirasakan oleh perusahaan dari segi kuantitas, namun tidak terlalu berpengaruh pada profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan manfaatmanfaat yang Quasi Tangible atau Intangible lebih sedikit dari segi kuantitas, namun jauh lebih berpengaruh pada profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Kata kunci: penelitian kualitatif, Hermeneutics, kuantifikasi manfaat, klasifikasi manfat, NUDIST