ABSTRAK
Organisasi pemerintah perlu merumuskan Tata Kelola TI yang baik untuk menjamin agar
investasi TI yang dilakukan efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena investasi TI
tidaklah murah, sementara dana dan sumberdaya terbatas. Belum adanya Tata Kelola TI
pada instansi pemerintah menyebabkan pengelolaan TI bersifat ad-hoc dan banyak
dipengaruhi oleh vendor, sehingga nilai manfaatnya tidak optimal. Dalam rangka
mendukung terwujudnya Tata Kelola TI di institusi pemerintah, khususnya di Badan
Pengawas Obat dan Makanan, maka dilakukan penelitian tentang Tata Kelola TI pada
aspek pengambilan keputusan dan aspek pengelolaan sumberdaya, yang disesuaikan
dengan karakteristik organisasi.
Penelitian dilakukan menggunakan kerangka kerja dari CISR (Center for Information
System Research) dan pengelolaan TI menurut prinsip perencanaan strategis sistem
informasi (SI). Kerangaka kerja CISR dengan pendekatan tentang pola pengambilan
keputusan dari dapat dikombinasikan dengan perencanaan strategis SI untuk menentukan
domain kunci TI yang bersifat strategis. Setelah dilakukan pengkajian, maka dirumuskan
suatu model Tata Kelola TI untuk institusi pemerintah, yang selanjutnya model generik
tersebut digunakan untuk merumuskan Tata Kelola TI di Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM).
Hasil perumusan Tata Kelola TI di Badan POM, didapatkan suatu pola pengambilan
keputusan tentang domain kunci TI yaitu Business Monarchy untuk IT Principles, IT Monarchy untuk IT Infrastructure Strategy dan IT Architecture, Feudal untuk Operating
Business Application, IT Duopoly untuk Common Business Application dan Federal
untuk IT Investment & Prioritization. Untuk proses pengambilan keputusan tersebut
diusulkan pembentukan Dewan Pimpinan, Dewan TI, Penanggungjawab TI di Unit
Kerja, dan Forum TI. Sedangkan dari aspek pengelolaan sumberdaya, maka pola yang
terbaik adalah kombinasi antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. Pola sentralisasi
dianjurkan karena proses kerja dan keterikatan antara unit kerja sangat kuat yang
memerlukan sinkronisasi dan integrasi SI, sedangkan pola desentralisasi dianjurkan
karena keberagaman faktor eksternal TI serta sebaran geografis organisasi.
Kata kunci : Tata Kelola TI, pengambilan keputusan, pengelolaan sumberdaya TI
|
|