Pasar modal Indonesia telah menunjukkan perkembangan cukup pesat dilihat dari peningkatan variabel-variabel utama dari kegiatan pasar modal. Salah satu peningkatan yang cukup mencolok adalah perkembangan jumlah Reksa Dana yang dinilai efektif oleh BAPEPAM hingga akhir tahun 2005 telah meningkat menjadi lebih dari 322 (tiga ratus dua puluh dua) Reksa Dana yang dikelola lebih dari 103 (seratus tiga) manajer investasi. Untuk mencapai kinerja portfolio yang baik, Manajer Investasi harus memiliki akses seluruh jenis informasi yang berhubungan dengan aktivitas investasi, dan informasi tersebut haruslah tepat dan akurat. Peranan penting dimainkan oleh Teknologi Informasi dalam menyediakan informasi tersebut, sehingga dapat memiliki posisi strategis dalam industri Reksa Dana. Walaupun industri Reksa Dana telah memanfaatkan TI, masih terlihat bahwa keinerja yang ada belum didukung sepenuhnya oleh TI yang sekarang diimplementasikan. Tinjauan peran TI dalam meningkatkan kinerja industri Reksa Dana dapat membantu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang pemanfaatan TI di proses operasional sehari-hari dari industri Reksa Dana. Melalui simulasi proses bisnis setelah mengoptimalkan penggunaan Teknologi Informasi dalam proses operasionalnya dengan menggunakan pendekatan kerangka kepatuhan Sarbanes-Oxley Act (SOX) maka diperoleh peningkatan kinerja perusahaan Reksa Dana hingga 33 %. Karena adanya perbedaan perundang-undangan yang ada di Indonesia, kerangka kepatuhan SOX belum dapat dilakukan secara utuh, tetapi tetap dapat dilakukan secara bertahap untuk dapat menghasilkan laporan finansial yang baik.