ABSTRAK
ABSTRAK
Service Level Agreement (SLA) merupakan media penting yang mengikat
pengadaan layanan TI berdasarkan parameter-parameter Quality of Services (QoS)
yang jelas beserta denda bila terjadi pelanggaran. Pengelolaan terhadap SLA
merupakan subyek utama dalam disiplin Service Level Management (SLM) yang
mencakup serangkaian aktivitas penting dalam menjalankan prinsip –prinsip
customer-oriented, layanan berkualitas tinggi, dan performa yang memuaskan.
SLM juga penting dalam membangun hubungan yang baik antara
penyedia layanan dengan pelanggannya karena memfasilitasi pemahaman
terhadap harapan dan target yang realistis sesuai harga yang disepakati. Sehingga
SLM berperan dalam membangun antar muka antara organisasi TI dengan
pelanggan dan memainkan peran yang sangat menentukan dalam konteks
manajemen TI yang digerakkan oleh bisnis (business-driven).
Thesis ini menganalisa best practise implementasi SLM dari CISCO
berdasarkan kriteria kelengkapan kerangka kerja SLM yang diusulkan oleh
Thomas Schaaf. Hasil analisis tersebut akan memberikan beberapa usulan untuk
melengkapi best practise CISCO, baik berdasarkan rekomendasi dari Schaaf
maupun dari teori-teori yang lain. Suatu pilot studi dilakukan pada IPTEKnet
melalui contoh kasus layanan akses internet. Hasil penelitian tersebut akan
menjadi saran dan masukan bagi IPTEKnet dalam rangka mengadaptasikan proses
SLM yang ideal.
Kata kunci : Layanan, kualitas layanan, Manajemen Tingkat Layanan, Kerangka
Kerja, best practise.
x +115 Halaman; 15 gambar; 19 tabel; 5 lampiran;
Daftar acuan: 25 (year 2000-2008)
|