Di Indonesia, banyak usaha B2C yang memanfaatkan internet dan teknologi informasi dalam pemasaran produknya. Implementasi konsep B2C biasanya melalui pembuatan website e-commerce yang digunakan untuk bertransaksi secara langsung dengan konsumen. Namun, pembuatan website-website pribadi untuk perdagangan elektronik tersebut tidak serta merta memberikan kesuksesan bagi perusahaan yang mengimplementasikannya. Di Indonesia, pada tahun 1995-1999 sebanyak 95% website B2C mengalami kegagalan atau tidak berkembang. Rettig dan LaGuardia (1999) menyarankan bahwa sebuah evaluasi efektif dapat menghasilkan desain yang lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, sebuah instrumen evaluasi terhadap website e-commerce perlu didefinisikan untuk meningkatkan kinerja website e-commerce. Laporan tugas akhir ini akan membahas mengenai proses pendefinisian instrumen evaluasi sebuah website e-commerce ditinjau dari sudut pandang pengunjung pertama, intermittent, dan frequent. Hal ini dikarenakan masing-masing pengunjung memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan sebuah instrumen evaluasi yang berbeda pula. Pendefinisian instrumen evaluasi website e-commerce dalam laporan tugas akhir ini didasarkan pada beberapa teori yang sudah ada dan berbagai macam literatur lainnya.
|
|