ABSTRAK

Bencana merupakan sesuatu yang tidak diharapkan. Kedatangannya seringkali tidak dapat diketahui secara persis kapan terjadi dan seberapa besar potensi kerusakan serta kerugian yang ditimbulkannya. Sementara, potensi bencana di Indonesia tergolong tinggi. Beberapa data dan fakta menunjukkan bahwa bencana alam kerap terjadi disejumlah wilayah Indonesia, termasuk wilayah perkotaan dimana banyak transaksi bisnis dilakukan. Bencana dalam skala besar maupun kecil dapat berpengaruh pada kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. Khususnya, bagi perusahaan jasa yang telah menerapkan layanan prima dalam strategi bisnisnya. Business Continuity Plan (BCP) sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan perancangan BCP yang sesuai dengan kebutuhan bisnis pada salah satu perusahaan logistik nasional di Indonesia, yaitu PT. X. Khususnya pada proses bisnis yang berkenaan dengan teknologi informasi di PT. X. Mengingat luasnya cakupan layanan logistik yang diberikan oleh PT. X, sementara waktu penelitian yang terbatas, perancangan BCP pada penelitian ini fokus membahas proses layanan import melalui transportasi udara yang merupakan salah satu layanan pertama dan utama di PT. X yang telah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Framework yang dipakai dalam perancangan BCP menggunakan Internal Business Continuity and Disaster Recovery Framework dari Sharing Vision. Framework tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu Risk Assessment, Business Impact Analysis, Strategy Plan, Procedures, Testing, Audit, Training dan Maintenance. Pembahasan pada tiap tahap mengacu pada Pedoman Penerapan Manjemen Risiko dalam penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum dari Bank Indonesia yang telah disesuaikan dengan nature bisnis perusahaan serta penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini menekankan pada tahap Risk Assessment, Business Impact Analysis dan Strategy Plan. Sementara Procedures, Testing, Audit, Training dan Maintenance dibahas pada level strategi. Hasil penelitian ini adalah sebuah bentuk dokumen BCP dapat bervariasi sesuai kebutuhan bisnis perusahaan. Bentuk tersebut diperoleh melalui rangkaian tahap pengembangan BCP, khususnya tahap Risk Assessment, Business Impact Analysis dan Strategy Plan. Sebuah rancangan dokumen BCP dapat dibuat dengan menggunakan Internal Business Continuity and Disaster Recovery Framework, Pedoman Penerapan Manjemen Risiko dalam penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum dari Bank Indonesia yang telah disesuaikan dengan nature bisnis perusahaan serta template-template yang pernah digunakan pada penelitian sebelumnya.