ABSTRAK

Sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin cepat sehingga memicu terjadinya persaingan setiap wilayah dalam menerapkan teknologi tersebut. Hal ini salah satunya terjadi pada bidang pemerintahan. Setiap negara berusaha menerapkan prinsip e-government untuk layanan pemerintahan. Tetapi tentu saja setiap negara masing-masing mempunyai kendala dan hambatan yang berbeda-beda. Untuk negara berkembang seperti Indonesia, kendala yang utama adalah faktor SDM, infrastruktur, dan organisasi. Adapun penelitian ini mengambil studi kasus penerapan e-government di tingkat pemerintah kota, yaitu kota Palembang. Dalam penerapannya akan dilihat faktor-faktor apa yang dominan menjadi penghambat penerapan e-government tersebut. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini akan memberikan gambaran hal-hal apa yang menjadi penghambat penerapan e-government, khususnya dalam sektor pemerintahan kota. Sehingga dapat memberikan bahan acuan, model pemikiran, dan pertimbangan bagi para pengguna teknologi informasi khususnya dalam hal penerapan sistem informasi e-government sehingga dapat melakukan implementasi secara lebih baik lagi. Metode yang digunakan dalam menganalisa data yang berhasil dikumpulkan dari para responden dengan cara pengisian kuisioner adalah metode statistik. Teknik statistik diolah dengan program SPSS 15 dan AMOS 7. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kendala sumber daya manusia, kendala infrastruktur dan kendala organisasi berpengaruh dalam memprediksi hambatan pengembangan e-government. Dan terakhir, dari pengujian yang diperoleh didapatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap hambatan dalam pengembangan e-government variabel lemahnya kepemimpinan, langkanya sumber daya manusia, kurangnya koordinasi, kesenjangan dijital dan lemahnya pengaturan. Dari faktor-faktor penentu tersebut, peneliti memberikan solusi dengan memberikan beberapa implikasi penelitian dalam segi manajerial, sistem dan penelitian lanjutan yang bisa dilakukan.