ABSTRAK
Peranan Teknologi Informasi (TI) dalam meningkatkan kinerja perusahaan telah terbukti di seluruh sektor industri. Sebagai salah satu perusahaan manufaktur dan distribusi Fast Moving Consumer Goods terbesar di Indonesia, peranan TI di Unilever Indonesia bukan hanya sebagai faktor pendukung melainkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap proses bisnisnya. Sebagai pemimpin dalam bisnis FMCG, Unilever Indonesia selalu melakukan evaluasi kinerjanya, salah satunya pada proses pemenuhan kebutuhan pelanggan lokal dan ekspor. Ekspor barang yang dilakukan Unilever Indonesia merupakan proses berbasiskan pesanan (Order-Based), di mana Unilever Indonesia hanya membuat dan mengirim barang ketika pesanan telah dibuat. Setelah dilakukan evaluasi kinerja pada proses ekspor, ternyata Unilever Indonesia memiliki kinerja yang rendah, khususnya dalam waktu pengiriman dan kuantitas kebutuhan.
Untuk mengatasi masalah yang terkait dengan proses ekspor secara order-based, Unilever Indonesia melakukan pendekatan Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) dengan metode Vendor Managed Inventory (VMI). VMI merupakan metode pemenuhan kebutuhan barang berdasarkan stok yang dimiliki oleh pelanggan. Stok yang ada di gudang pelanggan akan menjadi tanggung jawab pemasok dalam mengelolanya atau menggantinya. Perubahan proses dari Order-Based menjadi VMI yang akan dilakukan Unilever Indonesia dengan Unilever Singapore merupakan salah satu contoh implementasi Business Process Reengineering di perusahaan manufaktur dan distribusi. Saat ini kedua negara sedang berada dalam tahap persiapan proyek, di mana penentuan desain proses dan konfigurasi sistem untuk VMI dilakukan pada tahap ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TI berperan penting dalam implementasi VMI di Unilever Indonesia, khususnya dalam memungkinkan visibilitas kebutuhan, forecast, serta kondisi stok di gudang milik Unilever Singapore dan Unilever Indonesia, memungkinkan proses otomasi pemantauan stok dan pembuatan order. Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi dua hal yang perlu diperhatikan sebelum VMI dijalankan, yaitu penentuan prioritas alokasi stok antara negara dengan proses VMI atau order-based, serta perlakuan khusus untuk produk yang dijual secara ekspor dan lokal.
|