Semakin berkembangnya kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan dalam kehidupan sosial masyarakat telah menyebabkan organisasi berada dalam tekanan untuk mengimplementasikan praktik bisnis yang ramah lingkungan. Menyeimbangkan performa aktivitas ramah lingkungan dan ekonomi merupakan permasalahan penting yang harus dipertimbangkan organisasi. Green Information Technology (Green IT) kini muncul sebagai suatu solusi bagi permasalahan tersebut. Selain mengurangi dampak negatif proses bisnis terhadap lingkungan, Green IT juga dapat mengurangi biaya pengeluaran melalui penghematan konsumsi energi pada fungsi IT. Penelitian ini berusaha menjelaskan sejauh mana tingkat pelaksanaan Green IT pada organisasi di Indonesia berdasarkan model G-Readiness beserta faktor yang menjadi penghambat dan pendukungnya. Untuk menilai tingkat kematangan Green IT tersebut dilakukan pengumpulan data dengan metode survey menggunakan kuesioner yang dilakukan terhadap para pekerja IT dari berbagai perusahaan di Indonesia. Selanjutnya, dilakukan analisis SWOT dan TOWS berdasarkan hasil analisis tingkat pelaksanaan Green IT untuk menghasilkan strategi bagi organisasi dan pemerintah dalam memperbaiki pelaksanaan dan meningkatkan adopsi Green IT pada organisasi di Indonesia. Hasil analisis menyebutkan bahwa secara umum tingkat kematangan pelaksanaan Green IT pada organisasi responden masih berada pada tingkatan sedang dan berfokus pada efisiensi konsumsi energi. Faktor pendukung utama pada bagi organisasi responden untuk mengimplementasikan Green IT merupakan faktor ekonomi, yaitu untuk meningkatkan brand image serta mengurangi biaya operasional IT organisasi. Sedangkan faktor penghambat utama implementasi Green IT pada organisasi responden merupakan faktor internal manajemen dari organisasi itu sendiri, yaitu kurangnya manajemen dan kepemimpinan dalam inisiatif Green IT. Selanjutnya, manajemen organisasi diharapkan mampu memperbaiki tata kelola Green IT yang menjadi salah satu kelemahan implementasi Green IT pada organisasi di Indonesia. Selain itu, dukungan dari pemerintah berupa insentif maupun peraturan yang bersifat menekan sangat diharapkan untuk meningkatkan adopsi Green IT pada organisasi di Indonesia.