ABSTRAK

Bagi suatu Small-ISV pemula, buruknya kualitas peranti lunak yang dihasilkan merupakan suatu problem yang sering terjadi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya proses pengembangan peranti lunak masih bersifat ad-hoc, sehingga hasilnya tidak stabil serta sulit diprediksi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi peningkatan kualitas proses pengembangan peranti lunak berdasarkan kerangka kerja CMMI-DEV Continuous dengan studi kasus pada PT Malloci Software Solution. Penelitian dimulai dengan studi literatur, dilanjutkan dengan pembuatan rencana appraisal untuk menentukan kondisi perusahaan saat ini. Hasil appraisal ini akan menjadi acuan dalam penyusunan strategi. Strategi disusun berdasarkan hasil analisa fishbone dan pareto. Hasil penelitian terhadap kondisi perusahaan saat ini dengan menggunakan SCAMPI C menunjukkan bahwa capability level proses pengembangan peranti lunak pada area proses yang diteliti berada pada level 0 (incomplete). Dengan menggunakan analisa fishbone dan pareto dapat diketahui penyebab utama dari rendahnya capability level yang dicapai perusahaan saat ini. Permasalahan tersebut terjadi karena prosedur operasi hanya mencakup sebagian kecil dari praktik yang diperlukan berdasarkan kerangka kerja CMMI-DEV. Penyebab lainnya adalah kurangnya jumlah sumber daya manusia serta kurangnya pemberian pelatihan kepada karyawan menyangkut metode dan penggunaan alat bantu. Yang terakhir, sumber masalah berasal dari dokumentasi yang buruk. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi yang harus dijalankan untuk menjawab permasalahan PT Malloci Software Solution tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengatasi dan menghilangkan ke empat sumber masalah yang telah teridentifkasi pada penelitian ini. Strategi yang pertama adalah penyusunan prosedur operasi. Prosedur ini harus memperhatikan praktik-praktik CMMI-DEV pada area proses yang ditargetkan untuk ditingkatkan. Strategi yang kedua adalah melakukan penyesuaian jumlah SDM dengan kebutuhan. Strategi yang ketiga adalah dengan melengkapi pengetahuan dan keterampilan karyawan terhadap prosedur, metode, dan alat bantu yang digunakan. Yang terakhir adalah dengan memperbaiki standard dan pelaksanaan dokumentasi.