Pada era globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk terus belajar dan berubah. Dalam proses perubahannya, organisasi diharuskan untuk terus menjadi adaptif dan inovatif. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebuah perusahaan perlu untuk mengolah dan memelihara knowledge yang dimilikinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara mendorong terjadinya proses
knowledge sharing di dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berjalannya knowledge sharing pada perusahaan konsultan TI dan persepsi karyawannya mengenai knowledge
sharing. Untuk mengetahui fase knowledge sharing perusahaan, dilakukan pengembangan terhadap kerangka pengukuran fase knowledge sharing yang akan digunakan. Kerangka ini dikembangkan dengan bantuan pendapat dari para ahli dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kerangka tersebut selanjutnya dipergunakan untuk mengukur fase knowledge sharing pada tiga perusahaan konsultan TI yang ada di Indonesia, yaitu Pusilkom UI, Altrovis, dan juga Usmart. Setelah itu dilakukan penilaian persepsi karyawan terhadap knowledge sharing dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan di ketiga perusahaan tersebut. Penelitian ini berhasil mengembangkan kerangka pengukuran fase knowledge
sharing yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya. Setelah dilakukan
pengukuran terhadap ketiga organisasi studi kasus, yaitu Pusilkom UI, Altrovis, dan Usmart, diketahui bahwa saat ini, ketiga perusahaan tersebut telah mencapai collaborative platform phase, dengan urutan nilai total Altrovis (0,845), Usmart (0,802) dan Pusilkom UI (0,758). Untuk penelitian tentang persepsi karyawan, ditemukan bahwa faktor yang dianggap paling menghambat kegiatan knowledge sharing pada perusahaan adalah kurangnya saluran komunikasi dan pengetahuan
tentang sistem. Terkait hal tersebut, setiap organisasi konsultan TI perlu membuat bagian organisasi yang berfungsi sebagai knowledge crew, agar proses knowledge sharing dapat berjalan secara berkesinambungan.
|
|