ABSTRAK

Kementerian Luar Negeri sebagai organisasi pemerintah, berkewajiban memberikan pelayanan publik yang optimal. Pelayanan prima tersebut memerlukan dukungan sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi. Pusat Komunikasi, merupakan satuan kerja yang bertanggung jawab terhadap informasi dan komunikasi untuk Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan. Pegawai Pusat Komunikasi berjumlah 334 pegawai, dimana usia dan tingkat pendidikan pegawai beragam. Hal lainnya yang mempengaruhi pengetahuan yang ada di Pusat Komunikasi adalah mutasi pegawai ke Perwakilan RI secara kontinu. Mutasi berakibat hilangnya pengalaman dan pengetahuan dari pegawai yang berangkat, sehingga pegawai yang baru harus ditraining dan dilatih dulu. Hal tersebut terjadi berulang-ulang, menyebabkan ketidakefisiensi dalam hal waktu, sehingga diperlukan pengelolaan pengetahuan, agar tidak terjadi penurunan layanan ke satuan kerja lain karena pegawai yang kompeten sudah dimutasi ke perwakilan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan model knowledge management system yang sesuai dengan kondisi Pusat Komunikasi, dengan menggunakan metodologi Fernandez dengan faktor kontingensi untuk menentukan proses knowledge management yang dibutuhkan, dan melalui prototyping untuk membuat pemodelan KMS. Data diambil dengan menggunakan kuisioner dimana pegawai Pusat Komunikasi sebagai responden dan dilakukan wawancara pimpinan Pusat Komunikasi.Penelitian ini menyimpulkan bahwa prioritas proses KM yang perlu dibangun untuk KMS Pusat Komunikasi adalah socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing, combination, internalization, externalization dan exchange. Fitur-fitur KMS Puskom yang dibuat dalam prototipe antara lain document library, article library, forum discussion, chatting dan searching.