ABSTRAK

Sub Bisnis Unit BIS (Business Information System) pada Weatherford Regional Asia Pasifik mulai mengimplementasikan Scrum didalam proses pengembangan perangkat lunaknya sejak tahun 2012. Didalam implementasinya masih ditemukan permasalahan-permasalahan yang tidak sesuai dengan standar best practice dari scrum yang menyebabkan tidak tercapainya target yang telah ditentukan. Proses evaluasi dan perbaikan perangkat lunak di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Scrum Maturity Model, Untuk pengumpulan data dilakukan proses wawancara, kuesioner dan observasi lapangan terhadap dokumentasi yang kemudian diolah dengan menggunakan PST tools dari Dr. Knueper berdasarkan metode SCAMPI C. Dari permasalahan yang ada kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan diagram sebab akibat berdasarkan wawancara dan observasi lapangan. Kemudian diberikan rekomendasi berdasarkan best practice yang harus dilakukan berdasarkan Scrum Maturity Model. Hasil penelitian ini adalah posisi Scrum Maturity Model pada sub bisnis BIS masih berada pada level 1 dikarenakan beberapa practice pada level 2 dan level 3 belum diterapkan. Berdasarkan karakteristik permasalahan yang ada sebagian besar disebabkan proses pembelajaran masih terjadi pada implementasi yang ada saat ini.