ABSTRAK

Industri manufaktur merupakan industri pengolahan barang mentah menjadi barang yang siap digunakan. Permasalahan yang sering kali dihadapi industri ini antara lain, penjadwalan yang tidak berjalan, sulitnya dalam menentukan desain dan spesifikasi, sulitnya melakukan pengawasan, serta proses yang berjalan masih sekuensial atau berurutan sehingga dapat menghabiskan banyak waktu dan biaya. Beberapa penelitian untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan dengan menerapkan sistem kolaboratif. Sistem ini memungkinkan banyak pengguna untuk melakukan pekerjaan secara bersamaan. Namun, industri manufaktur di Indonesia sendiri masih sangat minim dalam hal penggunaan teknologi terkini, hal ini terutama terjadi pada industri dengan kategori usaha kecil dan menengah (UKM). Di Indonesia sendiri UKM industri manufaktur dibagi menjadi beberapa kategori seperti logam, furnitur, pakaian, makanan dan lain sebagainya. Kategori tersebut tentunya memiliki alur proses produksi yang berbeda-beda, maka penelitian ini mengambil salah satu industri sebagai fokus penelitian, yaitu industri furnitur. Penelitian ini mencoba membangun sebuah model sistem kolaboratif dengan metodologi Soft Systems Methodology (SSM) dan pemodelan Unified Modeling Language (UML) untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. SSM dipilih karena permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan yang tidak terstruktur dan bersifat eksploratif. Pemodelan UML digunakan untuk menghasilkan model requirements system. Hal ini bertujuan agar conceptual model yang dihasilkan pada SSM tidak ambigu dan dapat menjadi panduan dalam tahapan implementasi sistem. Dari penelitian yang dilakukan, telah berhasil dibangun sebuah model, arsitektur dan desain sistem kolaboratif yang telah menyesuaikan dengan permasalahan dan kebutuhan pada UKM industri manufaktur Indonesia.