ABSTRAK
Knowledge sharing merupakan interaksi sosial yang melibatkan pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan pegawai dalam suatu organisasi. Knowledge sharing capability adalah kemampuan individu untuk berbagi pengalaman, keahlian dan pengetahuan dengan karyawan lain dalam organisasi. Kegiatan knowledge sharing di Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri (Puskom Kemlu) masih belum optimal, sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) pegawai dalam hal ini Pejabat Komunikasi (PK) di Puskom Kemlu. Metode pengumpulan data adalah pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 180 PK di Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri maupun Perwakilan RI di luar negeri. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Model penelitian ini mengajukan 13 (tigabelas) faktor yang terbagi kedalam 4 dimensi yaitu individu, budaya organisasi, struktur organisasi (dimensi non- teknis) dan teknologi (dimensi teknis). Hasil dari penelitian ini didapatkan 5 (lima) faktor yang secara nyata dapat mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) PK di Puskom Kemlu. Kelima faktor tersebut adalah job satisfaction (dimensi individu), social network (dimensi budaya organisasi), work process (dimensi struktur organisasi), ICT infrastructure dan end user focus (dimensi teknologi). Dari hasil analisis regresi linier berganda didapatkan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0.463 yang menyatakan bahwa proporsi variasi keseluruhan variabel dependen (knowledge sharing capability) yang dapat dipengaruhi oleh kelima faktor tersebut adalah sebesar 46.3%, sedangkan sisanya 53.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi ini, kelima faktor yang dihasilkan cukup baik digunakan untuk menjelaskan variabel dependennya.
|