Kapabilitas yang dimiliki perusahaan untuk menopang bisnis yang dilaksanakan bisa dilihat dari proses yang ada di dalam perusahaan dan infrastruktur yang dimiliki. Penelitian yang dilaksanakan berangkat dari permasalahan banyaknya opportunity cost yang terbuang akibat dari penumpukkan barang di gudang. Penumpukkan tersebut disebabkan oleh tidak berjalannya layanan pemonitoran stok barang karena belum ada infrastruktur teknologi informasi yang mendukung. Oleh karena itu, perlu dirancang infrastruktur teknologi informasi untuk kebutuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang dimodifikasi untuk kebutuhan desain Service Oriented Architecture (SOA). Perancangan infrastruktur diawali dengan pengidentifikasian prinsip bisnis perusahaan, serta stakeholders, concern, dan requirement yang terlibat dan dibutuhkan untuk layanan pemonitoran stok barang. Setelah itu, disusun prinsip-prinsip arsitektur dan visi arsitektur layanan. Berdasarkan prinsip arsitektur dan visi arsitektur kemudian dirancanglah arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan layanan pemonitoran stok barang. Rancangan infrastruktur layanan diturunkan dari rancangan arsitektur tersebut. Pada akhir penelitian diketahui bahwa terdapat satu buah aplikasi yang perlu dibuat, tiga buah aplikasi yang perlu ditingkatkan, satu buat perangkat baru yang perlu diadakan, dan tiga buah perangkat teknologi lain yang perlu ditingkatkan.