ABSTRAK
ABSTRAK
Nama : Rahmat Musfikar
Program Studi : Magister Ilmu Komputer
Judul : Faktor faktor hambatan penerapan e-government di kabupaten
kabupaten dan kota kota di Provinsi Aceh
Dewasa ini merupakan era teknologi, dimana penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi di dunia semakin berkembang dengan pesat. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hambatan-hambatan atau kendala-kendala dalam penerapan
e-government di kabupaten dan kota di provinsi Aceh, Indonesia. Selain itu, Tujuan
dari penelitian ini juga untuk memberikan solusi dan strategi untuk mengatasi
kendala dan hambatan penerapan e-government di Provinsi Aceh.Penelitian ini
menggunakan penelitian-penelitian, framework dan teori-teori sebelumnya untuk
membuat model baru yang sesuai di Aceh. Untuk mem-propose sebuah model baru
pada penelitian ini adalah dengan cara menggabungkan, sintesis dan re-factor.
Model baru yang di propose pada penelitian ini adalah model hambatan penerapan egovernment
di provinsi Aceh. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah
kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan sekali jalan dan bersamaan.
Metode untuk pengumpulan data secara kuantitatif adalah menggunakan teknik
penyebaran kuisioner dan secara kualitatif dengan cara interview (wawancara).
Metode untuk pengambilan sampel yang di gunakan adalah teknik probability
sampling yaitu cluster sampling untuk sample daerah. Sedangkan untuk sample
individu menggunakan teknik ikut arahan dari pimpinan. Teknik analisa data yang di
gunakan pada penelitian in adalah Partial Least Square (PLS). Teknik yang
digunakan untuk menguji hipotesis secara statistik adalah bootstrapping pada PLS.
Hipotesis yang di proposed dalam penelitian mempunyai 25 faktor (terdiri dari 4
Komponen yaitu organsasi, individu, teknologi dan politik) penghambat penerapan egovernment
di provinsi Aceh. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa: faktor
faktor yang mempengaruhi hambatan penerpan e-goverrvenment di kabupaten dan
kota di provinsi Aceh adalah kurangnya intergrasi e-government ke dalam tata kelola
pemerintahan, kurangnya SDM yang memiliki skill dan keahlian dalam bidang IT
dan tingginya harga insfrastuktur dan teknologi.
|