ABSTRAK

Pusintek sebagai penyedia jasa layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kementerian Keuangan telah menyediakan 20 (dua puluh) jenis layanan TIK. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pusintek guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan TIK kepada pengguna adalah dengan menerapkan kerangka kerja Information Technology Infrastructure Library (ITIL) sebagai salah satu praktik terbaik manajemen layanan teknologi informasi (Cartlidge, 2007). Dalam mendukung pelaksanaan manajemen layanan TIK, Pusintek telah memiliki aplikasi Sistem Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Sipelantik). Aplikasi Sipelantik merupakan otomatisasi dari proses bisnis manajemen layanan TIK khususnya pada area Service Support. Aplikasi Sipelantik mencakup beberapa proses bisnis penting seperti pencatatan laporan gangguan, permintaan layanan, dan pengelolaan Configuration Management Database. Dalam prakteknya, pengetahuan yang dapat dihasilkan pada proses bisnis ini memiliki cakupan yang cukup luas seperti komponen konfigurasi yang terdampak oleh adanya gangguan, solusi terkait penyelesaian penanganan gangguan, komponen konfigurasi apa saja yang saling berhubungan, dan sebagainya. Pengetahuan-pengetahuan tersebut tidak mudah untuk dicari atau dipelajari dari aplikasi Sipelantik, sehingga dibutuhkan sebuah model yang dapat menggambarkan dan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan tersebut. Penelitian ini mengusulkan model representasi pengetahuan layanan TIK berbasis ontologi berdasarkan pengetahuan pada aplikasi Sipelantik. Model ontologi yang dibangun menggunakan perangkat lunak Protege dalam bentuk Web Ontology Language (OWL). OWL merupakan bahasa ontologi yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium (W3C). Simple Protocol And RDF Query Language (SPARQL) dan Description Logic (DL) Query digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari model OWL serta untuk memastikan hubungan antar konsep didefinisikan dengan benar. Reasoner plugin yaitu Pellet digunakan untuk memastikan konsistensi model ontologi yang dibangun. Hasil penelitian ini menghasilkan enam kelas pengetahuan (basis pengetahuan, pengelola layanan, permintaan layanan, penanganan gangguan, komponen konfigurasi, dan katalog layanan) beserta subkelasnya dan model ontologi yang dapat digunakan untuk berbagi dan penggunaan kembali pengetahuan terkait layanan TIK.