ABSTRAK
Peran teknologi informasi dalam organisasi mulai berkembang. Pada awalnya
teknologi informasi hanya dianggap sebagai pendukung kegiatan bisnis. Saat ini
teknologi informasi dinilai sebagai fungsi yang strategis untuk mewujudkan visi
dan misi organisasi. Ketergantungan pengguna meningkat karena teknologi
memberi kemudahan dan keefektifan dalam membantu menyajikan data yang
dibutuhkan. Alokasi dana untuk pembelian perangkat teknologi dan ketersediaan
layanan juga semakin besar.
Semakin meningkatnya ketergantungan pada layanan teknologi informasi maka
semakin banyak dibutuhkan sumber daya untuk mendukung ketersediaannya.
Pengguna yang mengalami gangguan layanan akan berharap keluhannya dapat
segera diselesaikan. Pada kenyataannya, pengguna hanya bisa menunggu karena
belum ada alat yang dapat menjamin bahwa keluhan tersebut akan segera
diselesaikan.
Agar peran dan kapasitas TI dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
memberi jaminan kepuasan pengguna, diperlukan suatu tata kelola yang baik yang
mengatur hubungan antara pengelola layanan TI dengan pengguna. Service Level
Agreement (SLA) adalah salah satu alat yang digunakan dalam tata kelola TI untuk
menjamin bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan pengguna.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa layanan jaringan dan pemeliharaan perangkat
keras adalah layanan kritikal yang harus dibuatkan SLA. SLA dan pengelolaannya
dirancang menggunakan kerangka kerja ITIL V3 2011 untuk memenuhi standar
ISO 20000. SLA terdiri dari 12 bagian yang isinya disesuaikan dengan karakteristik
layanan pada BPK RI.
|