Penerapan infografis di lingkungan Badan Pusat Statistik sudah dilakukan sejak
tahun 2014. Namun, mengingat adanya keterbatasan SDM dalam hal desain,
infografis ini belum dapat diterapkan di semua wilayah, sebagian besar masih
dilakukan di BPS pusat. Oleh karena itu, BPS membangun perangkat lunak
Infografis Editor v.1 dengan maksud untuk membantu unit kerja teknis supaya
dapat mendesain infografis sendiri. Pada awalnya, Infografis Editor dibuat dengan
keinginan mengadopsi fitur-fitur yang ada pada perangkat lunak online yang
sudah ada sebelumnya, yaitu easel.ly dan piktochart.com. Namun demikian,
berdasarkan kuesioner, responden berpendapat bahwa Infografis Editor belum
dapat memenuhi fasilitas-fasilitas yang diharapkan.
Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rancangan fitur-fitur perangkat lunak
editor infografis di lingkungan Badan Pusat Statistik baik di pusat maupun daerah.
Perancangan fitur-fitur tersebut dilakukan dengan menggunakan metodologi Soft
System Methodology (SSM) dimana di dalamnya menggunakan metode studi
dokumen, observasi, wawancara, dan kuesioner untuk menggali informasi/data
sebanyak mungkin terkait penelitian. Kuesioner dipilih sebagai metode untuk
mengumpulkan data kebutuhan dan validasi fitur dikarenakan keterbatasan
penulis untuk menjangkau responden di daerah secara langsung. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan case study research dan action research.
Hasilnya, diperoleh 29 fitur yang dipertahankan dari Infografis Editor v.1, 29 fitur
tambahan, 6 usulan non fungsional terkait perangkat lunak Infografis Editor dan
rancangan antarmuka (mockup) yang bertujuan memperjelas pemahaman
pengembang perangkat lunak nantinya.
|
|