ABSTRAK

Persaingan di industri penghasil perangkat lunak yang semakin memanas menuntut produk perangkat lunak yang baik namun dengan harga yang lebih murah dan jangka waktu pengerjaan yang lebih cepat. Hal ini mendorong organisasi pengembang Kana Express memilih menggunakan kerangka kerja Scrum yang bersifat agile yang dirancang secara sederhana untuk menghasilkan perangkat lunak secara bertahap dan iteratif. Namun proses pengembangan produk Kana Express berbasis Scrum masih belum optimal, dilihat dari rencana Sprint yang tidak pernah tercapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pada penelitian ini dilakukan penilaian tingkat kematangan proses pengembangan produk Kana Express menggunakan Scrum Maturity Model dengan target pencapaian pada tingkat kematangan 3. Hasil penelitian menunjukkan proses pengembangan Kana Express saat ini berada pada tingkat kematangan 2 berdasarkan Scrum Maturity Model. Oleh karena itu usulan perbaikan ditujukan untuk memenuhi seluruh objectives pada goal Basic Scrum Management dan Software Requirement Engineering untuk tingkat kematangan 2, dan juga objectives pada goals Customer Relationship Management dan Iteration Management yang ada pada tingkat kematangan 3.