ABSTRAK
Salah satu program Jakarta Smart City yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah sistem e-participation yang bernama Qlue, yaitu sebuah layanan pengaduan masyarakat secara elektronik. Melalui Qlue diharapkan warga DKI Jakarta dapat berpartisipasi aktif dalam pelayanan publik dengan cara melaporkan berbagai masalah atau kegiatan yang ada di masyarakat. Namun sampai saat ini jumlah pengguna Qlue masih rendah, yaitu berkisar 8% dari jumlah penduduk DKI Jakarta.
Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu dimensi yang bisa dianalisis adalah dimensi politik yaitu dengan menggunakan teori partisipasi politik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah faktor-faktor kesukarelaan warga (civic voluntarism) dan incentives untuk berpartisipasi dalam politik mempengaruhi penerimaan warga terhadap e-participation. Model penelitian dibangun menggunakan teori Civic Voluntarism Model (CVM) dan General Incentives Model (GIM), digabungkan dengan Theory of Reasoned Action (TRA).
Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menyebarkan kuesioner secara online. Data valid yang terkumpul berjumlah 173, data ini diolah dengan metode PLS-SEM. Hasil penelitian adalah unsur resources dan political engagement dari CVM, incentives dari GIM, dan subjective norms dari TRA (atau social networks dari CVM) berpengaruh terhadap niat menggunakan eparticipation. Penelitian juga menemukan bahwa resources secara signifikan dibentuk oleh faktor money dan skill/knowledge, political engagement secara signifikan dibentuk oleh political interest, political efficacy, dan political awareness, sementara incentives dibentuk secara signifikan oleh collective incentives dan selective process incentives.
|