ABSTRAK
Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tiga permasalahan dalam pelaksanaan belanja negara, yaitu menumpuknya penyaluran dana pada akhir tahun anggaran, rendahnya tingkat penyerapan belanja yang terjadi dari tahun ke tahun, dan penggunaan kemampuan belanja negara yang belum optimal. Untuk hal ini Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah menyusun strategi baru dalam rangka mengatasi ketiga masalah tersebut yaitu dengan menggunakan indikator-indikator pelaksanaan belanja negara yang menggambarkan kondisi pengelolaan di lingkup Satuan Kerja maupun Kementrian/Lembaga. Akan tetapi data indikator yang dibutuhkan tersebar dalam lima aplikasi yang berbeda, sehingga pimpinan membutuhkan waktu untuk membuat laporan indikator tersebut.
Untuk mendapatkan laporan dari indikator keberhasilan pelaksanaan belanja negara dalam satu tempat maka diperlukan sebuah data warehouse yang dapat menjadi pusat penyedia informasi sebagai pembuatan laporan indikator dan bahan analisis pelaksanaan belanja negara. Data warehouse dirancang dengan menggunakan metodologi Kimball untuk untuk mengintegrasikan data dari aplikasi transaksi yang digunakan untuk pelaksanaan belanja negara. Metode Bottom-Up digunakan dalam melakukan eksplorasi proses bisnis dan pembuatan fakta dan metode Top-Down digunakan dalam melakukan pembuatan dimensi. Data warehouse dibuat dengan menggunakan alat bantu berupa Oracle Data Integrator sebagai alat bantu integrasi data dan Oracle Business Intellegence Enterprise Edition sebagai alat bantu menampilkan data.
Hasil dari penelitian ini adalah data warehouse pelaksanaan belanja negara menghasilkan sepuluh tabel fakta dan enam tabel dimensi. Data yang terdapat pada tabel fakta mampu memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan indikator dan bahan analisis pelaksanaan belanja negara. Melalui uji verifikasi dan validasi, informasi tersebut diakui dapat membantu menanggulangi permasalahan pelaksanaan belanja negara.
|