Sejak teknologi internet masuk di Indonesia di awal tahun 1990, perkembangan
teknologi komunikasi telah mengubah cara bagaimana para pemangku kepentingan
berinteraksi dalam organisasi proyek. Penggunaan teknologi komunikasi berbasis
komunikasi data telah memudahkan interaksi orang-orang yang terlibat dalam
sebuah tim proyek virtual yang cakupan wilayahnya tersebar di lokasi yang
berjauhan. Memandang komunikasi sebagai faktor penting dalam kesuksesan
sebuah proyek, melalui program “Connected Employee” perusahaan berupaya
menyediakan teknologi yang dapat mendukung komunikasi dan kolaborasi antar
pemangku kepentingan. Namun teknologi tersebut ternyata belum dimanfaatkan
secara optimal oleh penggunanya terbukti dari jumlah pengguna aktif tidak sesuai
harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu penerimaan pengguna
teknologi komunikasi dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
dikombinasikan dengan Media Richness Theory (MRT). Responden merupakan
manajer dan koordinator proyek memiliki tim virtual. Terdapat 3 variabel yang diuji
terhadap 76 responden dan dianalisis dengan metode PLS-SEM. Analisis
menunjukkan bahwa faktor persepsi kekayaan media (PMR) berpengaruh pada
persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) yang berdampak positif pada
keinginan/minat menggunakan teknologi komunikasi. Penulis berharap agar hasil
penelitian dapat dijadikan acuan dan rekomendasi strategi perusahaan dalam
menyusun kebijakan penggunaan teknologi komunikasi sehingga dapat bermanfaat
bagi seluruh karyawan Nokia Indonesia.
|
|