Salah satu “Nawa Cita” pemerintah Indonesia tahun 2014-2019 adalah membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan. Salah satu bentuk pembangunan adalah pembangunan fisik, yang dapat diukur
dengan pendekatan belanja infrastruktur/aset. Namun Laporan Keuangan yang selama ini
dipakai untuk memantau pembangunan fisik, baru didapatkan tahun berikutnya. Pada
penelitian ini, rancangan data mart aset negara dibuat sebagai solusi untuk memantau
pembangunan fisik nasional tanpa harus menunggu tahun berikutnya. Pertanyaan
penelitian yaitu bagaimana rancangan data mart aset negara untuk mengukur
pembangunan fisik di Indonesia? Penelitian ini menggunakan metodologi Kimball,
dengan alat bantu Oracle Database dan visualisasi Tableau. Hasil penelitian
menunjukkan pembangunan fisik nasional masih terkonsentrasi di provinsi DKI Jakarta
(36.12% tahun 2017 dan 36.91% tahun 2018) berdasarkan alokasi dan realisasi dana
APBN. Salah satu pengambilan keputusan yang dapat diambil adalah melakukan
restrukturisasi kebijakan untuk pemerataan pembangunan fisik, dan meningkatkan
prioritas alokasi untuk daerah pinggiran terlebih dulu.
|
|