ABSTRAK
PT. XYZ merupakan sebuah startup yang menerapkan scrum dalam pengembangan produknya.
Hal ini dikarenakan sifat scrum yang cepat dalam merespon perubahan. Namun
dalam pelaksanaannya, terjadi beberapa masalah sehingga tujuan awal digunakannya
scrum tidak dapat dicapai. Proses identifikasi masalah menunjukkan bahwa salah satu
akar permasalahan yang terjadi adalah prioritas PBI (Product Backlog Item) yang masih
salah karena PBI belum secara detail didefinisikan ketika dimasukan dalam suatu sprint,
akibatnya terjadi pelebaran requirements dari yang diekspektasikan diawal. Hal ini
membuat persentase PBI yang selesai dalam satu sprint hanya mencapai 58.37%. Oleh
karena itu pada penelitian ini akan dilakukan peningkatan proses scrum dengan menerapkan
beberapa process area dalam CMMI. Penentuan process area yang akan digunakan
dilakukan melalui evaluasi tingkatan proses scrum di PT. XYZ pada Scrum Maturity
Model. Hasil evaluasi menunjukkan proses scrum di PT. XYZ masih berada pada
level 1 karena pada level 2 intepretasi nilai yang didapatkan adalah Largely Achieved dan
pada level 3 intepretasi nilai yang didapatkan adalah Partially Achieved. Praktik scrum
yang paling banyak mengalami masalah adalah product backlog. Oleh karena itu, sesuai
dengan akar masalah yang diangkat pada penelitian ini, penulis kemudian memberikan
rekomendasi peningkatan yang utama untuk artefak product backlog dan beberapa scrum
ceremonies yang dapat mendukung terciptanya product backlog yang baik. Dengan menerapkan
process area CMMI REQM, RD, PP, IPM, QPM, RSKM, OPD dan PMC, didapatkan
95 rekomendasi akhir untuk meningkatkan proses scrum dalam pengembangan
produk di PT. XYZ sehingga proses scrum dapat berjalan lebih baik lagi dan tujuan awal
digunakannya scrum dapat tercapai.
|