ABSTRAK

Penerapan proyek prangkat lunak yang sukses adalah keinginan dari setiap pengembang proyek perangkat lunak, Menurut data dari Standish Group 2018 keberhasilan pengembangan proyek prangkat lunak masih sangat kecil yaitu sebesar 23%. Oleh sebab itu penelitian ini akan melakukan action research pada PT Phincon yang mempunyai core bisnis dalam pengembangan proyek perangkat lunak untuk melihat seberapa besar keberhasilan proyek di perusahan tersebut yang kemudian mengetahui faktor apa saja yang menjadi faktor kunci kesuksesan proyeknya. PT Phincon (Phintraco Consulting) adalah anak perusahaan Phintraco Group yang merupakan perusahaan konsultan dan jasa Teknologi Informasi yang berdiri sejak tahun 2001. Phincon memiliki visi menjadi mitra bisnis pilihan untuk customer relationship management (CRM) dan Middleware Solutions di Indonesia dan Asia Pasifik. Dalam mencapai visi dan misinya menjadi mitra bisnis pilihan Phincon harus memliki tingkat keberhasilan pengembangan proyek yang tinggi, tetapi masih terdapat pengembangan proyek perangkat lunak yang mengalami kegagalan seperti melebihi dari target waktu yang telah ditentukan. Untuk itu Phincon mempunyai Standard Operation Procedure dengan indikator penyelesaian proyek tepat waktu sebesar 100% yaitu terdapat pada dokumen Standard Operation Procedure Implementasi Proyek Phincon. Permasalahan ini terlihat dari dokumen resource and allocation project Phincon 2 tahun terakhir, yaitu pengembang proyek perangkat lunak yang tepat waktu masih sebesar 60%, sedangkan keterlambatan pengembang proyek perangkat lunak sendiri sebesar 21% dan proyek lainya masih dalam proses pengembang yaitu sebesar 19%, jika keterlambatan pengembang proyek ini terus berlanjut Phincon tidak akan bisa mencapai visi dan misinya dan juga merupakan permasalahan core bisnis dari PT Phincon. Untuk menentukan faktor kunci kesuksesan proyek penelitian ini menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) yang terdiri dari kriteria dan alternatif faktor kesuksesan proyek. Metode pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala pairwise comparison dan responden penelitian yaitu karyawan PT Phincon yang terlibat langsung dalam pengerjaan proyek, kemudian dilakukan olah data dengan AHP dan diperoleh tujuan proyek yang jelas adalah alternatif dengan peringkat tertinggi kemudian diikuti oleh komunikasi, perencanaan proyek, komposisi tim yang jelas, dukungan top manajemen, alokasi sumber daya yang tepat, perubahan kebutuhan proyek, pendanan proyek, kompetensi tim, metodologi pengerjaan proyek, waktu proyek. Berdasarkan peringkat yang didapatkan kemudian dilakukan wawancara untuk memperoleh tanggapan pemangku kepentingan terhadap hasil penelitian.