ABSTRAK

Setiap sistem temu kembali informasi (Sistem TKI) memiliki masalah di mana pemakai sistem TKI tidak tahu pasti kueri seperti apa yang efektif untuk menentukan dokumen-dokumen yang dinginkannya. Masalah ini diperparah oleh kenyataan bahwa dokumen-dokumen yang dianggap relevan oleh pemakai tidak selalu mengandung istilah dalam kueri. Oleh sebab itu, diciptakanlah model-model sistem-sistem TKI seperti inference network (IN) dan inference network dengan constraint spreading acativation (INCSA) yang dapat melakukan ekspansi kueri. Selain menggunakan ekspansi kueri, penemuan dokumen-dokumen relevan yang tidak mengandung istilah dalam kueri juga dapat dilakukan menggunakan model sistem TKI berbasis fuzzy logic dengan menggunakan korelasi antaristilah (Fuzzy logic MKA). Model ini diusulkan oleh Ogawa, Morita dan Kobayashi. Sistem TKI berbasis fuzzy logic MKA bekerja dengan menghitung derajat keanggotaan setiap dokumen dengan kueri dan melakukan pemeringkatan hasil pencarian sesuai dengan derajat kanggotaan tersebut. Dalam pengujian, ditemukan beberapa kelemahan sistem TKI berbasis fuzzy logic MKA dalam pemeringkatan hasil pencarian. Selai itu, dalam perbandingan dengan sistem TKI berbasis extended Boolean, extended Boolean Paice model (EBPM), IN, INCSA, ditemukan bahwa kinerja model fuzzy logic MKA tidak dapat dikatakan lebih baik daripada model extended Boolean maupun EBPM