ABSTRAK

Dengan memanfaatkan teknologi perangkat lunak sebagai enabler, PT BZCI (BZCI) mengembangkan sebuah situs jual-beli daring (online marketplace) berkonsep business to business (B2B) sebagai produk dari model bisnisnya. Dalam proses pengembangan produknya, BZCI memilih menerapkan metode Scrum. Namun, dalam mengimplementasi Scrum ternyata tidak semudah mempelajari teorinya, banyak masalah yang terjadi di BZCI dalam menjalankan praktik Scrum seperti keterlambatan waktu rilis dari setiap Sprint, individu dalam tim yang merasa praktik Scrum tidak begitu penting dilaksanakan sepenuhnya karena dirasa banyak menyita waktu. Maka agar dapat mengatasi berbagai kendala terkait implementasi Scrum di BZCI, dilakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi Scrum di BZCI menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan pengamatan lapangan menggunakan SMM pada tingkat 2 dan 3 yang praktiknya telah disesuaikan dengan Scrum Guide tahun 2017 dan Scrum Body of Knowledge (SBoK) v.3. Kemudian pengolahan data menggunakan perhitungan KPA Rating pada Agile Maturity Model. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa BZCI memperoleh nilai kematangan tingkat 1 (Initial) yang mana pada tingkat ini proyek dalam organisasi seringkali menghadapi keterlambatan dan perubahan requirements yang sulit dikendalikan, sehingga dibuat rekomendasi perbaikan implementasi Scrum pada tingkat 2 (Managed) dan 3 (Defined). Terdapat total 26 praktik pada tingkat 2 (Managed) dan 3 (Defined) yang bernilai rendah dan tidak sesuai dengan panduan Scrum sebagai praktik yang perlu diperbaiki. Kemudian peneliti memetakan praktik yang perlu diperbaiki tersebut dengan teori dari Scrum Guide tahun 2017, SBoK v.3 dan pendapat praktisi Scrum sehingga menghasilkan dokumen rekomendasi perbaikan implementasi Scrum sesuai dengan kondisi organisasi di BZCI. Dokumen ini kemudian dapat diimplementasi untuk memperbaiki jalannya praktik Scrum di BZCI.