ABSTRAK
Sebagai bentuk kesadaran pentingnya manajemen pengetahuan, Komisi Nasional Anti
Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan telah menerapkan manajemen
pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai sistem manajemen pengetahuan.
Namun, manajemen pengetahuan yang diterapkan sejauh ini belum sepenuhnya efektif.
Sistem manajemen pengetahuan yang digunakan diketahui belum sepenuhnya
mengakomodasi seluruh kebutuhan proses dan mekanisme manajemen pengetahuan yang
dibutuhkan. Selain itu, sistem manajemen pengetahuan yang ada juga masih bersifat silo
dan kurang dapat menjamin keamanan dan kerahasiaan pengetahuan yang dikelola.
Akibatnya, kesulitan dalam mengategorikan pengetahuan hingga kondisi hilangnya
pengetahuan juga merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi. Hal ini sangat
bertentangan dengan cita-cita Komnas Perempuan sebagai pusat pengetahuan perempuan
di Indonesia. Masalah tersebut akan memengaruhi kecepatan dalam merespon berbagai
pelanggaran HAM perempuan jika tidak diselesaikan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan
untuk melakukan analisis dan rancangan perbaikan sistem manajemen pengetahuan
Komnas Perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan
wawancara, studi dokumen, survei (kuesioner) dan focus group discussion (FGD) sebagai
teknik pengumpulan datanya. Wawancara dilakukan sebanyak 6 kali kepada Wakil
Ketua, Koordinator Bidang Resource Center, Koordinator Sumber Daya Manusia dan
Asisten Koordinator Bidang Resource Center Komnas Perempuan. Target responden
kuesioner sebanyak 38 orang dari berbagai unit kerja Komnas Perempuan. Sementara
FGD dilakukan sebanyak 2 kali untuk pemetaan mekanisme yang dihadiri oleh 5 orang
pegawai dan validasi prototipe KMS oleh 13 orang pegawai Komnas Perempuan. Action
research juga digunakan karena kebutuhan alur penelitian yang iteratif. Dalam penelitian
ini, KM Solution and Foundation dan Knowledge Audit digunakan sebagai metode dalam
menentukan solusi manajemen pengetahuan yang tepat. Penilaian faktor kontingensi
menunjukkan bahwa combination merupakan proses manajemen pengetahuan paling
prioritas di Komnas Perempuan, disusul proses exchange, dan socialization for
knowledge discovery. Prototipe KMS dan rekomendasi perbaikan sistem manajemen
pengetahuan juga dihasilkan dalam penelitian ini. Prototipe KMS yang dihasilkan adalah
3 modul yang mencakup 3 proses KM yang dibutuhkan, yaitu combination yang diwakili
oleh modul katalog pengetahuan dan manajemen dokumen, socialization for knowledge
discovery yang diwakili modul forum, dan exchange yang diwakili oleh modul
manajemen dokumen. Modul katalog pengetahuan juga sebagai solusi untuk
permasalahan KMS yang masih bersifat silo dan masalah keamanan pengetahuan.
|