ABSTRAK
STIKes XYZ merupakan salah satu sekolah tinggi yang berfokus pada bidang ilmu
kesehatan. Dalam kegiatan belajar mengajar, STIKes XYZ memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi yang berupa sistem e-Learning. Sistem e-Learning berhenti
digunakan di STIKes XYZ di tahun 2018, hal ini menyebabkan target penggunaan sistem
e-Learning pada tahun tersebut sebesar 60% tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan dan penggunaan sistem eLearning oleh pengguna di STIKes XYZ. Pengguna merupakan seorang pelajar dan
pengajar atau dosen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar secara
daring. Hasil pengolahan dan analisis data digunakan sebagai bahan dalam pemberian
rekomendasi untuk meningkatkan penerimaan sistem e-Learning. Pendekatan model
theory of acceptance and use of technology (UTAUT) digunakan di dalam penelitian ini
dengan beberapa variabel yang telah disesuaikan. Survei yang dilakukan secara daring
berhasil mengumpulkan 205 data responden yang valid. Dari 205 data, hanya data
responden pelajar sebanyak 191 data yang dianalisis secara kuantitatif. Data pengajar
tidak dianalisis karena jumlahnya terlalu kecil. Analisis data kuantitatif menggunakan
Partial Least Square Struktural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan tools
smartPLS. Dari proses analisis dihasilkan bahwa faktor habit, hedonic motivation, dan
information quality mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat pengguna dalam
menggunakan sistem e-Learning. Selain itu, habit dan behavioral intention juga
berpengaruh terhadap penggunaan sistem e-Learning secara aktual. Terdapat lima
rekomendasi untuk meningkatkan penerimaan sistem e-Learning, yaitu meningkatkan
penggunaan sistem e-Learning dengan tidak hanya untuk ujian, membuat konten dan
tampilan yang lebih interaktif dan menarik, memberikan informasi di sistem e-Learning
yang lebih lengkap, terbaru, dan relevan, membuat kebijakan terkait kewajiban
penggunaan sistem e-Learning, dan meningkatkan kondisi dari fasilitas pendukung
sistem e-Learning, seperti koneksi internet.
|