ABSTRAK
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga non kementrian yang melaksanakan
kegiatan statistik. Salah satu sasaran strategisnya adalah meningkatkan jumlah
pemasukan dokumen (response rate). Pada tahun 2017, harapannya response rate dari
setiap kegiatan sensus dan survei tahun 2017 tercapai 100% dari berbagai metode
pengumpulan data baik menggunakan kertas maupun internet. Kenyataannya hanya 62
dari 104 kegiatan sensus dan survei (59,61%) mencapai target. Masalah muncul dari gap
antara kenyataan dan harapan, yaitu terdapat 40,39% kegiatan sensus dan survei yang
tidak mencapai target. Salah satu akar permasalahan target response rate tidak tercapai
karena metode pengumpulan data dengan teknologi e-survey tidak mencapai target
response rate yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang memengaruhi response rate dari e-survey di BPS serta memberikan rekomendasi
untuk meningkatkannya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus
dengan kuantitatif melalui survei dan kualitatif untuk penyusunan rekomendasi. Daftar
variabel dan indikator didapat dari hasil literatur yaitu berdasarkan Theory of Planned
Behavior, Cognitive Dissonance Theory, Gamification Theory, Social Exchange Theory
dan Preference of Device. Daftar variabel dan indikator kemudian divalidasi oleh expert
menggunakan Delphi Technique. Pengumpulan data dilakukan kepada perusahaan yang
terdaftar memiliki email di Sensus Ekonomi 2016 dan rumah tangga di wilayah rural dan
urban Kabupaten Bogor. Hasil pengumpulan data didapat 41 respon perusahaan dan 106
respon rumah tangga yang valid. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Partial Least Squares Structured Equation Model (PLS-SEM). Hasil penelitian
menunjukkan faktor yang signifikan berpengaruh secara positif pada responden rumah
tangga adalah attitude, legal punishment dan trust, sedangkan faktor yang signifikan
berpengaruh secara positif pada responden perusahaan adalah preference of device dan
trust.
|