ABSTRAK
Indonesia merupakan negara berpenduduk terpadat keempat di dunia, indikasinya
Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar. Pertumbuhan
pekerjaan melalui pasar online dipandang sebagai fenomena yang baik, membuka
peluang kerja baru, yaitu online gig economy. Bermunculannya platform online gig
menjadi suatu magnet dalam pengembangan aplikasi. Mulai dari pengembangan website,
aplikasi, desain, dll. Masih banyak kendala dan kegagalan proyek menggunakan gig
economy khususnya dalam pengembangan aplikasi yang mencapai 34%. Dalam
pengembangan sebuah aplikasi, digunakan Software Development Life Cycle (SDLC).
Mulai dari pengambilan kebutuhan, perancangan, pengerjaan hingga pengetesan dan
perilisan perangkat lunak. Semua dijabarkan di dalam SDLC. Dalam online gig economy,
karena tidak selalu tersedia komunikasi antar muka, terdapat kekurangan dalam
pemilihan metode SDLC yang sesuai untuk mengembangkan aplikasi dalam online gig
economy. ketidaktepatan pemilihan metode SDLC dapat berdampak pada waktu
pengembangan proyek yang lebih lama, ketidak sesuaian penugasan, kesalahan desain
dan lainnya, juga belum adanya penelitian tentang SDLC dalam online gig economy
menjadi pendorong dilakukannya penelitian tentang pemilihan metode SDLC dalam
online gig economy project. Penentuan faktor, subfaktor dan alternative digunakan
tinjauan pustaka, kemudian mengguanakan metode kuantitatif dipadukan dengan
kualitatif. Penggunaan Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai analisis dan
wawancara terhadap praktisi untuk mengkonfirmasi hasil. Faktor yang didapat dari
tinjuan pustaka adalah Personil, Kebutuhan Proyek, Proyek, Dokumentasi, Keterlibatan
Pengguna. Sub faktor yaitu Ukuran Tim, Keahlian Tim, Kestabilan Kebutuhan,
Kebutuhan yang Jelas, Biaya, Besaran Proyek, Kompleksitas, dan Waktu. Alternatif yang
didapat yaitu Waterfall, Prototyping, Incremental, dan Extreme Programming (XP).
Dilakukan terhadap 18 responden, dan hanya 12 yang memenuhi kualifikasi data yang
konsisten. Maka didapat hasil bahwa metode Prototyping adalah yang paling sesuai
digunakan, dengan faktor kebutuhan dan sub faktor kejelasan kebutuhan sebagai hal yang
paling menentukan dalam pemilihan metode SDLC dalam online gig economy
|