ABSTRAK
Pada tahun fiskal 2019, Panasonic Automotive and Industrial System mengalami
penurunan pada operating profit sebesar 1,4% yakni mengalami kerugian sebesar 37 milyar
yen atau sekitar 4,8 triliun rupiah yang dikarenakan pengembangan bisnis otomotif
terkait. Sehingga permintaan kapasitor meningkat dan target Business Plan meningkat.
Namun, variasi yang terjadi pada proses produksi di PICID menyebabkan sulitnya
tercapai Business Plan selama 4 tahun terakhir. Selaras dengan perumusan strategi Lifestyle
Updates oleh Panasonic pusat untuk menyelesaikan permasalahan ini yakni melalui
rancangan program Smart Factory.
Analisis kesenjangan tertera pada dokumen project meeting di PICID yang terdiri dari
tiga kategori permasalahan, yaitu masalah Integrated Supply Planning (ISP), masalah
yield drop atau variasi, dan masalah proyek-proyek yang tidak tercapai benefit nya. Dari
data tersebut memperlihatkan masalah dominan terletak pada proyek-proyek yang tidak
tercapai benefit nya. Banyak proyek-proyek pada program Smart Factory secara dadakan
dan tidak masuk didalam portofolio yang dirancang selama satu tahun, hal ini terjadi karena
tidak adanya manajemen program. Permasalahan tersebut diselesaikan dengan
perancangan model manajemen program yang berdasarkan best practice internasional
utama dari Axelos dan PMI.
Dalam menganalisis manajemen program, desain penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif, data dikumpulkan melalui pelaksanaan wawancara, studi dokumen, dan observasi.
Wawancara dilakukan terhadap tujuh pakar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan analisis konten untuk mendapatkan rekomendasi. Hasil analisis
kemudian didiskusikan dengan perusahaan untuk mencapai bagaimana manajemen program
yang sesuai best practice dan acuan standar Managing Successful Programme
(MSP) dari Axelos (2020) dan Standard for Program Management (SPgM) dari PMI
(2017c). Sehingga program yang berjalan dapat selaras dengan strategi perusahaan dan
mencapai target BP.
Hasil dari peneltian ini berupa rancangan model manajemen program untuk proyekproyek
Smart Factory untuk keselarasan strategi Lifestyle Updates. Keluaran model juga
berupa rekomendasi serta hubungan-hubungannya yang meliputi keselarasan strategi,
manajemen benefit, tata kelola, keterlibatan stakehoilder, program lifecycle, struktur organisasi
dan peran PMO, serta hubungan kapabilitas dengan pola dasar sistem. Adapun
domain lensa dikaji pula melalui model 3 lensa, yaitu: prinsip-prinsip, tema-tema, dan
proses dari program lifecycle. Dengan diimplementasikannya model manajemen program
yang sesuai dengan rekomendasi penelitian ini, maka harapannya PT PICID dapat mencapai
target business plan sesuai yang telah ditentukan.
|