ABSTRAK

Industri pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Kemenparekraf mendorong bangkitnya pariwisata Indonesia dengan mengarahkan pariwisata secara virtual. Wisata virtual bertujuan untuk menghapus keterbatasan yang ada dalam kegiatan pariwisata, sekaligus bertindak sebagai sarana untuk mengurangi konsekuensi merugikan dari pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan faktor motivasi penggunaan wisata virtual berbasis panorama interaktif khususnya museum virtual yang berpengaruh terhadap citra destinasi wisata dan mendorong niat berkunjung ke destinasi wisata asli di Indonesia. Faktor yang digunakan yaitu Content quality, System quality, Vividness, Perceived Immersion, Perceived Enjoyment, dan Perceived Autonomy. Sedangkan untuk pembentuk citra destinasi wisata digunakan Cognitive image, Affective image, dan Conative Image sebagai bentuk niat berperilaku wisatawan di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Pengumpulan data dilakukan secara daring menggunakan survei penelitian yang dapat diakses melalui Survey UI. Data yang berhasil dikumpulkan sejumlah 669 dengan data valid sejumlah 402. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode Covariance Based-Structural Equation Modelling (CB-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Content quality, System quality, Vividness, Perceived Enjoyment, dan Perceived Autonomy secara signifikan berpengaruh terhadap terbentuknya cognitive image, sedangkan hanya Perceived Autonomy yang secara signifikan memengaruhi affective image. Baik affective image dan cognitive image keduanya mendorong niat wisatawan untuk melakukan tindakan di masa mendatang (conative image). Pada penelitian ini content quality merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap cognitive image, serta cognitive image sendiri memiliki hubungan yang lebih kuat terhadap conative image. Penelitian ini memperdalam penelitian terkait Virtual Destination Image (VDI) khususnya untuk studi kasus museum virtual dan mengisi kekosongan antara anteseden penggunaan wisata virtual terhadap VDI.