ABSTRAK
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki tugas pemerintahan di bidang
penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.
Pada dokumen perjanjian kinerja PPIKSN BATAN tahun 2019, harapan nilai
ketersediaan pada server BATAN 98%, namun pada September 2019 nilai ketersediaan
server BATAN adalah 84.88%. Ketersediaan server yang rendah mengakibatkan
downtime server BATAN semakin tinggi, sehingga seluruh proses bisnis BATAN
terganggu. Dampak yang terjadi karena proses bisnis utama BATAN terganggu adalah
BATAN mengalami kerugian yang besar diantaranya adalah dari sisi finansial dan
pelayanan. Sehubungan dengan hal tersebut, BATAN belum memiliki Disaster Recovery
Plan (DRP). Penelitian ini bertujuan untuk merancang DRP pada pusat data BATAN
dengan menggunakan metodologi NIST SP 800-34 Rev. 1. Penelitian ini bersifat action
research, menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, studi dokumen, observasi lapangan,
dan wawancara terhadap para narasumber unit kerja terkait. Tahapan perancangan DRP
adalah identifikasi proses bisnis dan aset SI/TI, risk assessment aset SI/TI, business
impact analysis, mengidentifikasi kontrol pencegahan pada pusat data, dan menyusun
strategi kontingensi BATAN. Hasil dari penelitian ini adalah draft dokumen rancangan
DRP pada studi kasus BATAN dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam
pengembangan disaster recovery center. Dokumen rancangan DRP divalidasi oleh
Pejabat Pranata Komputer Madya di BATAN. Dokumen DRP ini meliputi informasi
pendukung; tahap aktivasi dan notifikasi; tahap pemulihan; tahap rekonstitusi; dan
lampiran.
|