ABSTRAK

Sejak 2016, Bank digital XYZ sebagai pelopor bank digital bertumbuh dari segi sumber daya manusia dan fokus produk. Bank digital XYZ berinovasi mengembangkan fokus produknya berdasarkan kebutuhan pengguna agar tetap bersaing. Saat ini Bank digital XYZ sedang mengimplementasikan konsep dasar Scaled-Agile untuk mengakomodasi manajemen tim Scrum skala besar. Konsep dasar Scaled-Agile yang diimplementasi belum menyediakan secara lengkap proses-proses Scaled-Agile di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merekomendasikan rancangan Scaled-Agile yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah keterlambatan rilis produk. Peneliti menggunakan metode assessment Scrum Maturity Model untuk menentukan tingkat kematangan implementasi. Perhitungan Key Process Area (KPA rating) melingkupi Scrum Maturity Model objectives dan goals dengan empat interpretasi, yaitu Fully Achieved, Largely Achieved, Partially Achieved, dan Not Achieved. Selanjutnya, peneliti menggunakan Agile Maturity Model sebagai metode analisis olah data kuesioner untuk mengidentifikasi praktik yang perlu diperbaiki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara untuk mengidentifikasi masalah dan pendekatan kuantitatif untuk mengolah data kuesioner. Saat ini, kematangan tingkat implementasi Scrum di organisasi berada di tingkat dua. Ditemukan 39,75% (33 dari 83) praktik tidak mencapai nilai Fully Achieved. Selanjutnya, peneliti melakukan pengelompokkan berdasarkan komponen Scrum ke-33 praktik yang tidak Fully Achieved menjadi 14 poin permasalahan serta pemetaan rekomendasi perbaikan. Hasil penelitian ini berupa rancangan kerangka Scaled-Agile yang terdiri atas tiga area yaitu Roles, Software Architecture, dan Inter-team Coordination. Abstraksi kerangka Scaled-Agile yang diusulkan disusun berdasarkan praktik-praktik Scrum yang tidak terimplementasi dengan baik, dan rekomendasi perbaikan berupa praktik-praktik yang mendukung Scaled-Agile. Jika diimplementasikan dengan konsisten, kerangka Scaled-Agile ini akan membantu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk rilis produk. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dengan memanfaatkan metrik yang ada di setiap objectives pada Scrum Maturity Model untuk mengawasi kualitas praktik Scrum.