ABSTRAK

Pada awal tahun 2019, korporasi IT di Perusahaan Otomotif XYZ (PT XYZ) mengadopsi Scrum untuk sebagian proyek yang dijalankan. Namun, hasil wawancara dengan kepala departemen Project Management Office menunjukkan 34% (29 dari 86) proyek agile tahun 2020 tidak selesai di tahun tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat korporasi IT, kendala terkait requirements engineering merupakan masalah yang paling banyak muncul. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tantangan dan solusi untuk proses requirements engineering pada proyek-proyek agile di PT XYZ. Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap: (1) identifikasi tantangan serta solusi dari literatur dengan menggunakan systematic mapping study dan (2) validasi hasil identifikasi tersebut kepada penanggung jawab proses requirements engineering di PT XYZ dengan menggunakan kuesioner dan group interview. Tahap pertama penelitian mengidentifikasi 15 tantangan dan 38 solusi dari tujuh penelitian terseleksi. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 13 dari 15 tantangan terjadi di PT XYZ, sedangkan 2 tantangan tidak terjadi. Data juga menunjukkan bahwa dua tantangan teratas (urutan 1 dan 2) yang dianggap valid oleh 100% responden hanya disebutkan di dua dan tiga penelitian saja. Sementara, satu dari dua tantangan terbawah (urutan 14) justru disebutkan di lima penelitian terdahulu. Fakta tersebut menunjukkan bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh PT XYZ bukan tantangan yang umum terjadi, sementara salah satu tantangan yang umum ditemukan tidak dominan terjadi dalam praktek di perusahaan. Berdasarkan hasil group interview, terdapat 14 tantangan yang dihadapi perusahaan: 13 tantangan sama dengan hasil kuesioner dan 1 tantangan tambahan dari group interview. Selain itu, terdapat 21 solusi yang termasuk prioritas untuk implementasi: 13 solusi sama dengan hasil kuesioner dan 8 solusi tambahan dari group interview.