ABSTRAK

Bagi IBM-JTI aset terbesar dan terpenting adalah sumber daya manusia, khususnya para knowledge worker yang ada di dalamnya. Knowledge worker tidak hanya dilihat sebagai sumber daya bagi perusahaan, namun mewakili citra merek, menentukan kinerja perusahaan, dan memengaruhi klien untuk sukses dalam bisnis mereka. Dewasa ini, adanya wabah virus corona (COVID-19) telah membawa krisis global yang mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk kondisi dan lingkungan kerja. Banyak negara, termasuk Indonesia, telah menetapkan kebijakan social distancing untuk mengurangi penyebaran virus. Oleh karena itu banyak knowledge worker baik dari sektor publik maupun swasta, beralih ke kerja jarak jauh dari rumah, tidak terkecuali IBM-JTI. Oleh karena itu banyak organisasi terpaksa mulai menggunakan teknologi digital baru untuk mendukung komunikasi dan kerjasama. Akibatnya, para knowledge worker diharapkan cepat beradaptasi. Perubahan mendadak ini berpotensi meningkatkan ketidaknyamanan yang dapat berdampak pada produktivitas dari para knowledge worker. Dari proses Systematic Literature Review (SLR) didapatkan lima belas faktor yang dapat memengaruhi produktivitas dari knowledge worker. Faktor-faktor ini kemudian dianalisis menggunakan kerangka kerja People, Process, Technology (PPT). Hasil dari kerangka kerja PPT menjadi dasar dalam proses menyebarkan kuesioner untuk kemudian dilakukan analisis lanjutan menggunakan model Partial Least Structural Equation Modeling (PL-SEM). Dari hasil kuesioner diperoleh 103 responden untuk kemudian dilakukan pengolahan data dan didapatkan enam faktor yang hipotesisnya dapat diterima sebagai faktor yang memengaruhi produktivitas dari knowledge worker yaitu: Motivasi, Kejelasan Visi/Tujuan, Budaya/Kepercayaan Organisasi, Proses Belajar dan Mengajar yang Berkelanjutan, Dukungan Supervisor atau Atasan, dan Kesejahteraan/Penghargaan/Kompensasi. Implikasi yang didapatkan dari penelitian ini dapat menjadi lesson learned untuk kemudian dibangun rekomendasinya. Beberapa rekomendasi tersebut diantaranya adalah dengan melakukan pendekatan yang lebih spesifik terhadap masing-masing rentang usia dan jenis kelamin untuk meningkatkan motivasi mereka, menambah pelatihan atau diskusi yang berkaitan dengan visi misi dan integritas terhadap perusahaan, memaksimalkan media komunikasi untuk saling berkomunikasi dan menyelarasakan tujuan semasa pandemi, membuat layanan konseling dan kesehatan yang secara aktif dan periodik melakukan monitor terhadap kesehatan pada knowledge worker, menyiapkan modul pembelajaran dalam bentuk offline dan memberikan pelatihan yang membangun kesadaran knowledge worker tentang distorsi waktu mereka.