ABSTRAK

PT Digital Truk Indonesia (Ritase) merupakan perusahaan teknologi rintisan (startup) yang berdiri pada tahun 2018 dan bergerak di bidang logistik. Ritase mempunyai layanan yang dijual, di antaranya: marketplace logistik, software-as-a-service (SaaS) logistik. Ritase mengembangkan perangkat lunak yang ada secara in-house menggunakan kerangka kerja Scrum. Dalam pelaksanaannya, seringkali software delivery di Ritase mengalami keterlambatan. Berdasarkan masalah tersebut, penulis melakukan evaluasi terhadap implementasi Scrum di Ritase. Evaluasi implementasi Scrum dilakukan dengan Scrum Maturity Model (SMM). Penulis melakukan penilaian dengan focus group discussion menggunakan metode SCAMPI C yang melibatkan narasumber product manager, software engineer, dan quality assurance. Data yang dikumpulkan diolah menggunakan KPA ratings untuk mendapatkan tingkat kematangan. Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan bahwa Ritase baru mencapai kematangan tingkat pertama dari lima tingkat kematangan SMM. Hasil dari evaluasi didapatkan tiga belas praktik yang perlu untuk ditingkatkan agar perusahaan dapat mencapai kematangan tingkat kedua. Hasil validasi oleh narasumber didapatkan satu rekomendasi tentang peran Scrum, empat rekomendasi tentang artefak Scrum, dan delapan rekomendasi tentang acara Scrum. Hasil rekomendasi perbaikan yang telah divalidasi dan diketahui prioritasnya ini, menjadi dasar bagi penulis dalam menyusun roadmap perbaikan.