ABSTRAK
Pengguna media sosial saat ini mencapai 61,8% di Indonesia dengan rata-rata waktu
menggunakan media sosial 3 jam 14 menit setiap hari. Salah satu media sosial yang
digunakan adalah TikTok. Pengguna di Indonesia menghabiskan waktu di TikTok selama
13,8 jam per bulan. Konten TikTok yang bersifat hiburan hingga memicu pertumbuhan
bisnis ini dimanfaatkan oleh Usaha Mikro untuk melakukan kegiatan pemasaran dengan
kegiatan soft selling. Selain itu, ketatnya persaingan bisnis menjadikan pelaku usaha
berkompetisi mengadopsi teknologi agar menjadi unggulan. Maka dari itu, pada
penelitian ini akan meneliti tingkat adopsi media sosial TikTok oleh usaha mikro dengan
teori adaptasi teknologi oleh Rogers (1987;2003) dan faktor-faktor brand awareness
usaha mikro yang memasarkan produk atau jasa di TikTok. Model penilitan dibangun
berdasarkan teori advertising value dan brand awarneness. Penelitian dilakukan secara
kualitatif untuk usaha mikro dan kuantitatif unttuk pengguna yang berperan sebagai
pembeli. Berdasarkan wawancara, tingkat adoposi media sosial TikTok oleh usaha mikro
adalah early adopter, early majority, dan late majority. Analisis data kuantitatif dilakukan
dengan metode PLS-SEM. Hasil analisis dari 170 data responden yang mempengaruhi
faktor-faktor adalah entertainment, customization, credibility, irritation, advertising
value, dan social influence. Pada penelitian ini juga ditemukan brand awareness
mempengaruhi purchase intention. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada
usaha mikro dalam melakukan kegiatan pemasaran di TikTok
|