ABSTRAK

Trend peningkatan adopsi teknologi informasi dan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yang mengadopsi teknologi informasi saat ini masih terus naik, akan tetapi trend peningkatan ini ternyata tidak selaras dengan kondisi yang terjadi di startup hyperlocal marketplace, yang mana belum memiliki pendapatan dan mengalami peningkatan pengeluaran bulanan. Masalah utama startup hyperlocal marketplace dalam mencari pendapatan adalah produk yang ditawarkan belum memenuhi kebutuhan target konsumen sehingga produknya belum market fit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan memberikan rekomendasi minimum viable product yang sesuai dengan ekosistem bisnis hyperlocal marketplace sehingga produk startup hyperlocal marketplace dapat mencapai market fit. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan mengolah hipotesis model bisnis untuk menghasilkan hipotesis value proposition dan divalidasi dengan metode customer development. Sumber data atau peserta penelitian dalam penelitian ini adalah calon pengguna aplikasi dari sisi pengguna sebagai pembeli (konsumen) dan penjual (produsen). Penelitian ini menghasilkan rekomendasi 36 fitur sebagai minimum viable product bagi aplikasi pembeli dan 35 fitur sebagai minimum viable product bagi aplikasi penjual untuk mencapai conversion rate 100% dan mencapai market fit di ekosistem bisnis hyperlocal marketplace.