ABSTRAK
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memilih untuk menggunakan Agile Development
sebagai metodologi pengembangan produk sejak tahun 2017. Salah satu tribe yang
menerapkan Agile Development dan Scrum adalah Tribe BUMN dengan produk utamanya
aplikasi event organizer Palapaone. Tribe BUMN mengalami kendala dalam penyelesaian
Palapaone dengan pencapaian rilis produk sebesar 37,50%. Tingkat keberhasilan yang
rendah ini membuat anggaran biaya Tribe BUMN membengkak. Hasil dari observasi
menunjukan akar masalahnya adalah belum optimalnya proses implementasi Scrum.
Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses
penerapan implementasi Scrum dengan menggunakan Scrum Maturity Model (SMM)
sebagai kerangka kerja utama. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran
kuesioner dan wawancara kepada dua tim Scrum, yaitu Squad mobile Apps dan Squad
Dashboard. Evaluasi dilakukan secara mendalam pada masing-masing tim Scrum di aplikasi
Palapaone tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pada tingkat organisasi tingkat
kematangan berada pada tingkat 1 (Initial). Begitu juga dengan setiap tim Scrum, keduanya
berada pada tingkat 1. Berdasarkan hasil ini disusun 8 rekomendasi perbaikan (scrum
element: role (2), artifact (2), event (4)) dengan 23 kegiatan perbaikan untuk 22 praktik
terpilih di tingkat 2 SMM.
|