ABSTRAK
Perusahaan baik korporasi maupun BUMN selalu berupaya untuk memenangi pasar dan
mencapai tujuan, dan target keuntungan. Perusahaan dapat membuat perencanaan yang
terstruktur untuk mengoptimalkan pekerjaan. Dari total 31 proyek pengembangan
produk yang dikerjakan tahun 2021, hanya 12 proyek yang telah dan selesai, serta dua
proyek lainnya sedang berjalan. Hal tersebut merugikan perusahaan dan berdampak
pada penguasaan pasar. Hal tersebut disebabkan tidak adanya pedoman tentang cara
untuk melakukan mengembangkan produk perangkat lunak. Dampaknya, banyak
proyek yang tidak tepat sasaran, tidak berhasil dieksekusi, dan tidak berhasil mencapai
kesepakatan awal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi metodologi
pengembangan produk perangkat lunak yang dapat menjadi pedoman bagi perusahaan
berdasarkan konsep dari Essence Framework. Penelitian ini menggunakan metode
Design Science Research (DSR) dalam melaksanakannya. Penelitian melibatkan tim
internal perusahaan melalui Focus Group Discussion (FGD) untuk memberikan
informasi artefak dan praktik, memilih artefak dan praktik, dan evaluasi proses.
Evaluasi juga diberikan oleh expert dalam sesi Expert Judgement dari lima orang ahli
untuk memberikan tanggapan dari eksternal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 24 praktik terpilih yang bersifat iteratif berdasarkan prinsip kerja Agile yang
dibagi menjadi tiga aktivitas communication, enam aktivitas planning, tiga aktivitas
modelling, enam aktivitas construction, dan enam aktivitas deployment. Praktik tersebut
didapatkan dari metode Agile yang paling populer tahun 2021, yakni Scrum, Kanban,
Extreme Programming (XP), SAFe, Scrum of Scrums, Enterprise Scrum, Spotify Model,
LeSS, dan Nexus, serta dua metode pengembangan perusahaan saat ini, yakni Watefall
dan Prototyping.
|