ABSTRAK
Pemanfaatan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi
organisasi. Dalam konteks pendidikan, penggunaan teknologi informasi dapat
memberikan keunikan karena meningkatkan pengajaran, pembelajaran, inovasi, dan
kreativitas bagi orang dan organisasi. Bimbel sebagai lembaga pendidikan nonformal
juga dituntut untuk melakukan transformasi pembelajaran dari yang sebelumnya tatap
muka (offline) menjadi online untuk menanggapi perubahan yang terjadi pada pelanggan
dan pasar, terlebih lagi di masa pandemi Covid-19, yaitu dengan menggunakan LMS.
Namun, LMS sebagai media untuk pembelajaran online, banyak mendapatkan keluhan
dari pengguna. Berdasarkan riset internal yang dilakukan oleh bimbel XYZ terkait
kepuasan pengguna dalam pembelajaran online, ternyata indikator untuk kepuasan
menggunakan LMS masih rendah sehingga bila hal ini dibiarkan akan berdampak pada
reputasi organisasi yang menjadi buruk di mata pelanggan dan dikhawatirkan banyak
pelanggan yang beralih ke bimbel yang lain. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan
evaluasi agar pelanggan memilih pembelajaran online pada bimbel XYZ dan tentunya
secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap LMS yang digunakan pada
pembelajaran online di bimbel XYZ dengan menggunakan hybrid model, yaitu UTAUT2
dan DeLone & McLean IS Success Model. Penelitian dilakukan dengan mixed method,
data dikumpulkan melalui wawancara dari dua narasumber dan menggunakan kuesioner
yang diberikan kepada 120 siswa sebagai sampel penelitian. PLS-SEM digunakan
sebagai teknik olah data menggunakan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
enam faktor yang memengaruhi penggunaan LMS antara lain effort expectancy, social
influence, hedonic motivation, habit, behavioral intention, dan use. Hasil penelitian ini
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen untuk meningkatkan keunggulan
LMS agar minat pengguna pada pembelajaran online di bimbel XYZ semakin bertambah.
|