ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir, jumlah penyebaran informasi semakin meningkat
terutama semenjak adanya media sosial. Diantara informasi yang beredar terdapat
informasi yang termasuk konten negatif atau hoax yang memiliki dampak yang buruk
seperti timbulnya perpecahan akibat informasi yang tidak benar. Berdasarkan laporan
kinerja kominfo tahun 2018, media sosial twitter merupakan penyumbang terbanyak
penyebaran hoax. Untuk mengurangi dampak dari penyebaran hoax, diperlukan suatu
metode untuk mendeteksi hoax pada twitter sehingga dapat dilakukan pencegahan
seperti melakukan “take down” pada tweet yang termasuk hoax. Tujuan dilakukannya
penelitian ini yaitu untuk mengembangkan sebuah model yang mampu mendeteksi
konten negatif (hoax) secara otomatis dan juga melihat korelasi antara konten yang
berupa hoax dengan orientasi sentimennya. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa model
yang berbasis pembelajaran mesin dengan menggunakan algoritma decision tree dengan
akurasi 97,2% dengan nilai precision 85,4, recall 81,4 dan f1-score 93 dan model.
Selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa tweet yang merupakan hoax hasil
identifikasi model didominasi oleh orientasi sentimen positif yaitu 52,64% dari total
keseluruhan data yang diidentifikasi sebagai hoax. Implikasi praktikal dari penelitian ini
berupa model deteksi hoax yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses
penurunan penyebaran hoax. Sedangkan implikasi teoritis dari penelitian ini berupa data
set, alur pembuatan model serta model yang dapat digunakan untuk penelitian
berikutnya khususnya dalam bidan analitika media sosial dan digital.
|